Tahun 2010 adalah tahun perubahan besar bagi National Aeronautics and Space Administration (NASA). Badan Antariksa Amerika Serikat itu tak lagi memiliki pesawat antariksa “pribadi” setelah seluruh pesawat ulang-aliknya pensiun akhir tahun ini. Sebagai gantinya, mereka harus menyewa taksi antariksa sejumlah perusahaan swasta.
Keputusan untuk menyewa itu adalah bagian dari kebijakan pemerintahan Presiden Barack Obama. Dalam anggaran belanja yang diajukan Obama, pekan lalu, dia tak hanya mencoret program Constellation senilai US$ 100 miliar (hampir Rp 944 triliun) yang dicanangkan pendahulunya, George W. Bush, tapi juga menyodorkan pengeluaran US$ 6 miliar selama lima tahun untuk mengembangkan taksi antariksa swasta. Dalam program Constellation, NASA difokuskan kembali mengeksplorasi bulan dan menyiapkan roket Ares sebagai pengganti pesawat ulang-alik.
Selasa lalu, NASA telah memberikan dana hibah sebesar US$ 50 juta (Rp 469 miliar) kepada lima firma swasta, yakni Boeing dari Houston; Paragon Space Development dari Tucson, Arizona; Sierra Nevada dari Sparks, Nevada; United Launch Alliance dari Denver; dan Blue Origin. Hibah awal itu merupakan langkah awal penerapan visi Obama, yang mengalihkan transportasi antariksa ke sektor komersial. Terdapat pula dua perusahaan lain yang telah bekerja sama dengan NASA dalam program Constellation.
Di antara para calon penyedia taksi antariksa itu, terdapat perusahaan milik pionir Internet, Jeff Bezos (Amazon) dan Elon Musk (PayPal). Bezos menjalankan Blue Origin, perusahaan yang berbasis di Kent, Washington. Perusahaan yang sebelumnya hanya berwacana tentang meluncur ke suborbital itu, kini akan berkompetisi untuk mencapai orbit sebagai taksi antariksa. Space X, perusahaan Musk di Hawthorne, California, telah berhasil membuat sebuah roket yang diberi nama Falcon dan kapsul Dragon.
Pada 2009, badan antariksa itu memberikan kontrak US$ 3,5 miliar kepada Orbital Science dan SpaceX untuk 20 unit kargo komersial pengangkut suplai ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kedua perusahaan itu ada kemungkinan juga bakal mengembangkan taksi pengangkut awak. Musk mengatakan Space X dapat menerbangkan astronot dalam kontrak final tiga tahun. Dia menyatakan kesanggupannya menyediakan taksi antariksa dengan ongkos muka US$ 20 juta, kurang dari separuh harga yang diminta Rusia untuk menerbangkan astronot NASA menggunakan kapsul Soyuz.
Kepala NASA Charles Bolden dan para pejabat perusahaan swasta itu menjamin keamanan taksi antariksa tidak akan dilupakan meski mereka bertujuan mencari keuntungan dalam lahan baru itu. Kekhawatiran terhadap keselamatan para astronot itu diutarakan oleh sejumlah anggota Kongres Amerika. “Keselamatan awak sangat diutamakan,” kata Mike Gass, Presiden United Launch Alliance.
Perusahaan Gass memperoleh cipratan dana US$ 6,7 juta dari NASA, sehingga roket-roket Atlas dan Delta miliknya lebih terpantau baik untuk menjamin keamanan setiap astronot yang duduk dalam kapsul roket itu. Blue Origin milik Bezos menerima US$ 3,7 juta dari NASA untuk mengerjakan sistem peluncuran penyelamatan jenis baru bagi awak yang ada di puncak roket.
“Saya memahami betapa besarnya tantangan dalam pengiriman manusia ke orbit dan memiliki teman-teman yang meninggal dunia ketika mencoba melakukannya,” kata Bolden, mantan komandan pesawat ulang-alik. “Saya berjanji akan bekerja keras untuk menjamin bahwa apa pun dilakukan dengan efisien dan aman.”
Untuk meningkatkan keamanan sekaligus menekan biaya tetap rendah, NASA tak hanya mencari satu pemenang dari ketujuh perusahaan tersebut. Mereka berharap ada beberapa pesawat antariksa yang siap mengangkut awaknya. “Bahkan terbuka kemungkinan lebih dari tujuh yang ada sekarang,” kata Bolden.
Perubahan dramatis yang digariskan pemerintahan Obama tersebut mendorong NASA kembali ke masa sebelum Apollo 1959-1960, ketika badan tersebut masih sebatas lembaga riset dan pengembangan, bukan pabrik rekayasa seperti sekarang. Demikian diungkapkan Harry Lambright, pakar kebijakan publik di Syracuse University.
“Itu akan menjungkirbalikkan NASA. Kebijakan itu akan membawa kembali badan itu ke masa lalu, masa pra-Apollo,” kata Lambright. Dia menyatakan kebijakan itu adalah pertaruhan yang mungkin bakal gagal.
Howard McCurdy, sejarawan dan pakar kebijakan antariksa dari American University, mengatakan apa yang terjadi sebagian adalah perputaran dan sebagian lagi membutuhkan penemuan kembali. “Jelas apa yang mereka coba lakukan adalah membuatnya terlihat positif. Bukannya membuat kebijakan ini sebagai sebuah kisah pembatalan, ini adalah cerita tentang awal yang baru,” kata McCurdy.
Saturday, May 29, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment