Kelelawar tidak hanya lihai terbang di kegelapan. Ada satu jenis yang memiliki lidah istimewa karena panjangnya.
Yakni jenis kelelawar penyerbuk yang hidup di rimbunnya hutan Pegunungan Andes di Ekuador. Kelelawar spesies Anoura fisculata ini bisa menjulurkan lidahnya sepanjang 3,5 kali panjang tubuhnya sendiri.
Jenis kelelawar tersebut baru pertama kali diidentifikasi tahun lalu. Para peneliti mulai terkejut saat melihat bahwa spesies ini memiliki lidah yang panjangnya hampir dua kali lipat dari panjang lidah rata-rata kelelawar sejenis.
Jika dua kelelawar penyerbuk lainnya dapat menjulurkan lidah hingga 3,75 centimeter, Anoura fisculata mampu melakukannya hingga 8,5 centimeter. Ini menempatkannya sebagai hewan bertulang belakang yang memiliki rasio panjang lidah terhadap tubuh terbesar kedua setelah bunglon.
Karakteristik lidah yang panjang berguna untuk mengambil nektar yang letaknya berada jauh di bagian dalam bunga-bunga tertentu. Ini juga membantu proses penyerbukan benang sari ke kepala putih yang tersembunyi.
Seperti dua spesies kelelawar sejenis yang hidup di wilayah tersebut, Anoura fisculata terbang dari bunga yang satu ke bunga lainnya. Ia hanya menghabiskan waktu sekitar setengah detik saat mengambil nektar bunga dengan memasukkan lidahnya.
Cukup tujuh kali hisap untuk memperoleh nektar yang dibutuhkannya. Saat menghisap nektar, tanpa sengaja serbuk sari menempel di hidungnya sehingga menyebar ke bunga lain yang dikunjungi berikutnya.
Co-evolusi
Untuk melihat caranya mengambil nektar, Nathan Muchhala dan koleganya dari Universitas Miami, AS melatih kelelawar dengan larutan gula yang diletakkan di dasar sedotan. Dari rekaman video dan hasil pengamatan terhadap jumlah serbuk sari yang menempel di bulu hidungnya disimpulkan bahwa kelelawar jenis ini memang spesialis menyerbuk bunga yang mahkotanya berbentuk pipa.
Uniknya lidahnya yang panjang tidak berarti mulutnya juga panjang. Padahal, pada 10 kelelawar penyerbuk lainnya, panjang lidah erat kaitannya dengan panjang moncong. Sebaliknya, pangkal rahang bawah yang merupakan tempat tumbuhnya lidah ditarik ke belakang sehingga berada di antara dada dan perut.
Muchhala menduga bunga berbentuk pipa berkembang bersama kelelawar ini, atau saling mempengaruhi dan muncul sebagai hasil seleksi. Untuk memastikannya, ia akan mengukur panjang moncong kelelawar yang hidup di berbagai area.
Jika panjang moncongnya lebih pendek di area yang mahkota bunganya tidak begitu memanjang sementara lebih panjang moncongnya pada daerah yang banyak ditubuhi bunga yang berbentuk pipa memanjang, maka terjadi co-evolusi di sana. "Kelelawar ini baru ditemukan tahun lalu, dan kami sedang mengamati hubungan yang sangat unik dengan tumbuhan bunga lokal di sekitarnya," ujar Muchhala.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2275854
Friday, May 28, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment